Minggu, 11 September 2016

Begini Cara Indah ALLAH Kabulkan Doa HambaNya

Alkisah,
Suatu hari, seorang dokter spesialis syaraf terkemuka di suatu daerah, terbang menggunakan pesawat kecil yang hanya berisi beberapa penumpang saja.

Di tengah penerbangan, cuaca tampak sangat mendung. Bahkan langit mendadak gelap. Awan begitu pekat ditimpali kilat yang menyambar-nyambar.

Sangat terasa turbulensi (guncangan) hebat dalam pesawat. Tiba-tiba mesin pesawat terkena petir, yang membuat satu mesinnya rusak.

Pesawat pun terpaksa harus mendarat darurat. Beruntung ada sebuah bandara kecil yang berada dekat jangkauan.

Dengan kepanikan yang mengerikan, akhirnya pesawat itu berhasil mendarat dengan selamat tanpa melukai penumpangnya.

"Apakah kalian bisa memperbaiki pesawat ini?" tanya dokter.

Ternyata tidak ada seorangpun yang dapat memperbaiki pesawat karena bandara itu berada di wilayah pelosok yang sangat terpencil.. Jadi semua penumpang harus menunggu.

"Berapa lama kita harus menunggu di sini?" tanya dokter.

"Sepertinya cukup lama," jawab pilot.

"Tapi aku harus segera tiba di kota sebelah. Ini Sangat penting", lanjut dokter.

"Untuk ke sana, anda perlu waktu 3 jam jika naik mobil", jawab pilot.

"Oh ya. Aku akan sewa mobil saja", dengan percaya diri sang dokter.

Akhirnya dokter memutuskan menyewa mobil dari bandara itu untuk menuju kota tujuan.

Mobil mulai bergerak.

Namun cuaca masih tetap mendung. Langit gelap, kilat menyambar dengan kencang. Hujan pun turun, sangat deras. Seakan air diguyurkan dari tebing air terjun. Air mulai membanjiri jalanan tanah itu.

“Ada apa pak”, tanya dokter kepada sopir mobil.

Mobil pun berhenti, tidak dapat bergerak lebih jauh lagi, karena ternyata harus melewati jalan berlumpur.

“Ya Allah, pertanda buruk apa semua ini ya Allah,” keluh dokter dalam hati.

Dalam situasi gelap, dokter melihat ada sebuah rumah kecil terletak di ujung sana.

"Kita pergi ke sana saja. Kita bisa berteduh sembari menumpang shalat. Mungkin disana juga ada makanan barang sedikit," kata dokter kepada sopir.

Mereka pun memutuskan untuk menuju rumah kecil tersebut. Lokasi rumah itu sungguh sangat terpencil diatas bukit dan jauh dari pemukiman penduduk lainnya.

Dokter mengetuk pintu rumah dengan perlahan.

"Assalamu alaikum..."

Seorang nenek tua membukakan pintu sembari menjawab salam.

"Ada apa Nak?" tanya sang Nenek.

Dokter pun menceritakan semua yang dialaminya di perjalanan.

“Allahu Akbar, mari mari.. lekaslah masuk nak,” kata Nenek yang renta itu.

"Sekarang kami hanya ingin menumpang shalat dan istirahat sebentar Nek. Menunggu hujan reda," ujar dokter.

"Tidak masalah Nak, bahkan kalian boleh penginap jika keadaan terus seperti ini," ucap Nenek memberi pertolongan.

Nenek mempersilakan tamu shalat di ruang mushalla kecil di dalam rumahnya. Suasana tegang sempat dialami dokter dan sopir itu saat menunaikan sholat, ketika mereka sholat terdengar cukup sering suara rintih seseorang.

Di dekat ruang mushalla, tampak seorang anak kecil tengah berbaring. Setelah sholat mereka mengamati si nenek, tiap beberapa waktu tertentu, sang Nenek tampak gelisah menengok ruangan disebelah mushalla itu.

Nenek lantas duduk di ruang mushalla. Ia pun berdo'a dan menunaikan shalat. Setelah selesai shalat, dokter menyapa Nenek.

"Terima kasih banyak Nek. Kami sudah menumpang sholat di sini. Kalau boleh tahu, ruangan apa disebelah mushallanya nek? Bukan apa-apa, kami memperhatikan nenek sering bolak-balik keruangan itu dengan kegelisahan, Apa kedatangan kami mengganggu nek?, tanya dokter.

"Ohohoalah... kalian tidak mengganggu justru nenek mohon maaf pasti sholat kalian sedikit terganggu dengan suara cucuku. Ia adalah anak yatim. Ia tengah sakit parah. Aku adalah nenek dari anak ini." Ajak nenek melihat cucunya.

"Kami telah mengunjungi banyak dokter di daerah sini. Mereka memberitahu kami, bahwa hanya ada satu dokter spesialis yang dapat menolong anak ini," lanjut Nenek.

"Kami sudah mencoba untuk menemuinya. Tapi mereka minta kami untuk menunggu enam bulan lagi. Tempatnya pun sangat jauh," ujar sang nenek meneteskan air matanya.

"Sejak hari itu, aku selalu berdo'a kepada Allah, Ya Allah, mudahkan urusan kami. Anak ini sakit, mudahkan urusan kami ya Allah," ujar nenek dengan air mata yang semakin banyak.

"Siapa nama dokter spesialis itu Nek?" tanya dokter.

"Namanya dokter Ishan," jawab Nenek.

Mendengar jawaban itu, dokter pun langsung menangis.

"Kenapa engkau menangis, Nak?" tanya Nenek.

"Nenek, do'amu baru saja dijawab Allah. Akulah dokter Ishan yang kalian cari itu," sambil memberi pelukan erat pada sang Nenek yang menolongnya itu.

"Ya Allah maafkan hambaMu yang lemah ini karena sempat berprasangka buruk atas tanda-tanda Mu. Mungkin karena do'a nenek, petir menyambar mesin pesawat yang aku tumpangi. Kami mendarat darurat. Lalu kami menyewa mobil. Hujan turun lagi menghentikan kami dan seterusnya kami ke sini," cerita dokter pada nenek.

Mendengar penjelasan itu Nenek menangis terharu. Ia segera bersujud, bersyukur kepada Allah.

“Subhanallah, ku bersujud terus akan kuasaMu, ya Allah..,” sujud Nenek dengan tangis tersedu-sedu.

SELESAI


Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh luar biasa. Seorang dokter spesialis neurologi yang sangat sulit ditemui, bahkan tidak bisa bertemu tanpa perjanjian sebelumnya. Pasien harus antri 6 bulan untuk konsultasi.

Tapi perhatikan, Allah telah menggiring dokter spesialis itu sampai ke rumah Nenek yang terpencil, dengan cara-Nya. Semua alam akan menuruti apapun yang Dia kehendaki, segala pertandaNya selalu member hikmah untuk menyelesaikan suatu urusan. Untuk mengabulkan sebuah do'a penuh tunduk kepadaNya.

Allah yang menggerakkan dokter Ishan untuk mengetuk pintu rumah Nenek, masuk ke dalam, menunaikan shalat di ruang mushalla, sampai akhirnya melakukan pengobatan terhadap anak yatim yang menjadi pasiennya setiap enam bulan itu.


Subhanallah....

Maka tetaplah terus berdo'a. Yakinlah atas kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

Sungguh, Allah Maha Mengabulkan do'a.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Dan Tuhan kalian berfirman : berdo'alah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan kalian."

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Tulis komentar