Sabtu, 04 Juni 2016

Persib Jadi Sulit Menang, Pindah Saja Dukung Arema! Inilah Cerita TREND Suporter Layar Kaca


Foto: Dejan Antonic dan Djanur Pelatih dibandingkan Bobotoh | Cerita TREND


 Hari itu adalah hari Sabtu tanggal 28 Mei 2016, harinya Persib bertanding melawan Madura United pada lanjutan pertandingan TSC 2016. Setelah hampir kalah dilaga sebelumnya, Persib dituntut menang pada laga itu. Pertandingan itu adalah pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh Bobotoh seperti layaknya pertandingan pertama Persib di TSC. Selain ingin melihat Maung Bandung menang lagi, saat itu Bobotoh juga menantikan penampilan perdana Sergio Van Dijk yang kembali setelah sempat keluar dari Persib.

Pertandingan itu baru akan memulai kick off pada jam 19:00, itulah kabar terakhir yang saya dapatkan tentang waktu dimulainya kick off pertandingan. Padahal sebelumnya diagendakan mulai jam 18:30, molornya jadwal kick off sendiri dikarenakan Persib diprediksi bakal ngaret tiba di Jalak Harupat. Walau kenyataannya peluit dibunyikan tidak pada jam yang diagendakan, lebih tepatnnya diantara jam-jam yang diagendakan, lebih dari jam 18:30 dan kurang dari 19:00, Hadeeeh.

“Gak ada yang bisa dipercaya!, ...kaya dia..,” kesal saya melihat beragamnya kabar berita di mbah Google.

Adzan Magrib berkumandang, semuanya bersiap mengambil wudhu dan televisi pun dimatikan, tapi hanya untuk sementara.

Beberapa menit setelah penghuni rumah selesai melaksanakan shalat magrib, tak lama televisi mulai menyala lagi. Biasanya televisi selalu dimatikan pada jam-jam itu, karena begitulah kebiasaan yang dibawa dari mamah yang anak pasar rebo (perkampungan Arab di Purwakarta). Sebenernya gak harus anak pasar rebo juga sih, sebagai muslim rasanya di waktu magrib adalah waktu yang tepat untuk beribah lebih banyak dan juga lebih baik.


TELEVISI YANG TOLERAN DAN MEREKA MAKLUM


Walau kadang bandel karena nonton televisi diwaktu magrib, tapi yang namanya kadang yah jarang terjadi. Untungnya punya Abah (Bapak) dan Mamah orangnya pekaan sih, kalo lihat televisi nyala di jam-jam itu yang ada dipikiran mereka adalah sama.

“..kalau gak Persib, yah Indonesia”, maklum mereka.

Untungnya saat itu gak ada kegiatan penting selain suara Abah yang setia membaca ayat suci Qur’an, suara komentator pun dimulai dari volume 1 (satu). Semakin menuju Isya suara televisi pun semakin ke telinga, hingga tidak ada lagi lantunan ayat-ayat suci barulah suara televisi terdengar sempurna.


CARA BERSISIR PERSIB


Walau yang sering ngaji bukan dia tapi dialah yang paling riweuh (repot). Dia disini adalah Aa (kakak lelaki) saya, yang selalu repot diwaktu magrib dengan aktivitas mandinya.

“Yeeh magrib oge (juga),”sewotnya keluar dari kamar mandi lalu cepat masuk ke kamar diselimuti handuk baunya.

Saya memang sengaja gak mau ngejawab omongan sewotnya itu, cukup dengan naikan volume suara televisi maka musnahlah keropotannya itu. Musnahnya itu adalah karena yel-yel Bobotoh yang jadi penyebabnya. Mengetahui Persib ada di televisi, seketika sisiran rambutnya tidak terkontrol. Tapi terkadang saat tau Persib di televisi malah semakin repot, termasuk saat itu.

“Kapan Persib mainnya Zal?, Siapa aja yang main Zal? Si Kim main gak?, Zulham kapan dimaikan? ..Kudu nya si Sergio langsung main!,” tanyanya bertubi-tubi.

Dengan sabar saya jawab satu demi satu pertanyaannya, walau ingin rasanya saya buatkan buku kamus Persib agar dia bisa dijawabnya sendiri. Tidak heran sebenarnya melihat begitu repotnya dia, karena dialah pemilik kartu anggota pendukung Persib.


SIARAN BOLA VS PSSI (Persatuan Siboy Seluruh Indonesia)
 
Foto: Nonton Si Boy atau Persib | Cerita TREND

            Ketika anthem TSC itu mulai terdengar, maka semuanya fokus ke arah televisi. Tak terkecuali dengan saya yang langsung minum segelas air sekedar mempersiapkan diri dikalau perdebatan sengit terjadi.

Sulit dipercaya! tidak ada perdebatan antar mulut didepan televisi, namun seperti biasanya setiap yang punya suara silih berganti menyaingi suara televisi yang sudah pada batas maksimal pendengaran. Lebih tepatnya saat itu kita malah berdebat dengan siaran televisi nya, terutama saya!

“Ahh payah.. niat gak sih!,” kesal saya ketika replay dihalangi logo sponsor yang lama gila nangkringnya.

Sebagai penonton layar kaca wajar saja jika menjadi sewot juga nyolot kalau siaran televisi tidak profesional membuat kita ingin nakol (memukul) itu televisi.

“Yeh tipi (tv) teh ngajak gelut (berantem),” kesal si kakak ikut-ikutan nyolot, tapi seketika terdiam kalau cewe yang disorot kamera.

“Pindahin ajah, mending nonton si Boy,” teriak Mamah yang sedang masak makan malamnya di dapur.


PINDAH SAJA DUKUNG AREMA
Foto: Logo Arema dan Persib | Cerita TREND

 
Dan hingga menit menunjukan angka 90 skor dua telor menghiasi sisi tribun Jalak Harupat. Beragam kata dan kalimat pun berdatangan silih berganti bahkan hingga selesainya pertandingan, tapi tidak ada yang bisa menandingi kata-kata ini;

“Pindah aja jangan dukung Persib lagi, meni hararese (susah) Persib mah!. Arema mah kemaren menang 3-0 zal, coba sama Arema (lawan Madura United) pasti udah telak tah.., ” sahut Mamah dengan mulut penuh makanan yang dikunyah olehnya.

Begitulah Mamah saya, walau kadang pundung gara-gara ketinggalan si Boy, tapi dia lumayan konsen kan di dunia bola (hehehe). Tapi sayangnya Mamah saat itu sedang so-konsen, padahal kan kemarin Arema juga hampir kalah dengan Madura United dan pada akhirnya skor pertandingan pun sama 0-0.

Belum sempat saya merespon pernyataan Mamah itu, tiba-tiba...

Priit.. wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan Persib melawan Madura United di stadion Si Jalak Harupat (28/05/2016) dengan skor akhir 0-0, dan sayangnya suara peluit wasit masih tetap saja saya dengar lewat speaker televisi.

Dan seperti biasanya lagi setelah pertandingan berakhir selalu diiringi komentar disana-sini, dari A sampai Z. Dari mulai Belencoso yang mandul, Kim yang ya gitulah, sampai pertanyaan gak penting tentang Sergio.

“..kok si itu botak terus sih kak?,” tanya adik saya menunjuk SVD dilayar kaca.

Tapi gak ada yang lebih heboh selain;

            “..buru (cepat) pindahin ke si Boy, buru (cepat) ih mau udahan nih...,” perintah sang Mamah sambil mencari-cari remote televisi.


Begitulah Cerita TREND dari supporter layar kaca yang punya harapan sama dengan cam-macam supporter lainnya. Pesan dari kisah ini adalah, Pertama.. Beribadah adalah hal yang paling penting, Kedua.. Jadilah Suporter yang senantiasa dewasa (mengontrol diri sendiri) sehingga janganlah sampai penampilan kamu berantakan, Ketiga.. Jadilah suporter layar kaca yang kritis dengan layarnya, Keempat.. Sabar-sabarlah menghadapi pecinta sinetron, dan yang selanjutnya silakan cari sendiri.


- Cerita TREND ini bukan hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan tokoh, tempat, dan Kisah, ahh mungkin itu hanya perasaan kamu saja.. dan jika sudah baca silakan banjiri komentar kamu dibawah! –

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Tulis komentar