Sabtu, 28 Mei 2016

Astagfirullah! Agar Tidak Manja Balita Ini Dipaksa Makan Kotoran Sendiri



Penyiksaan Anak
Ilustrasi/ google |  Penyiksaan Anak

Malangnya nasib balita berinisial F (5). Ia menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan mantan pacar ibunya sendiri. Ironisnya, meski sudah dilaporkan sejak beberapa pekan lalu, kasus tersebut masih menggantung.

Tega dan sadisnya seorang lelaki, entah apa yang ada di dalam pikiran SP ia tega menganiaya balita laki-laki, anak WT (32) pacarnya sendiri. SP memaksa Balita Memakan Kotoran dan Meminum Air Kencingnya.

FR (5) yang harus mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya, akibat penganiayaan SP. WT dan anaknya FR merupakan warga Desa Kwaren, Kecamatan Ngawen, Klaten. Keduanya, berulang kali mendapat perlakuan tidak manusiawi dari SP.

Saat ditemui ibunya, Balita itu terlihat diam dan ketakutan.

Kejadian ini berawal dari Pranoto yang meminta F untuk tinggal di rumahnya, dengan alasan agar lebih dekat dan patuh dengannya.

Wulan pun mengizinkan, hingga pada awal Mei, ia diminta Pranoto untuk mengasuh F lantaran ditinggal ke luar kota.

Dilansir dari tribunnews, Pipi kanan memar karena ditampar, rambut dan telapak kaki disundut dengan korek api, telinga dan bibir digigit, kelopak mata dikucek, dan cekikan di pangkal leher.

“Saat mau mandikan, badannya biru-biru. Ada lecet juga seperti di bawah bibir dan jari tangan, katanya digigit,” katanya saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/5/2016) dilansir tribunnews.

Setelah ditanyakan kepada mantan pacarnya terkait kondisi anaknya, Wulan mendapatkan jawaban yang membuatnya keheranan bahwa perlakuan tersebut bertujuan untuk mendidik F, agar tidak manja dan jadi penurut. Malah, SP mengancam akan mengalihkan hak asuh FR ke mantan suaminya.

Sementara itu, setelah mengetahui penganiayaan yang didapatkan cucunya, ibunda Wulan, Atni Widarti langsung membawa F untuk melakukan visum.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Klaten Ajun Komisaris Besar Faizal mengaku baru mendapatkan laporannya hari Rabu (25/5/2016). Meski belum ada penanganan, pihaknya menampik telah mengabaikan laporan tersebut.

“Tetap ditindaklanjuti, namun penanganan kasus dan laporan masyarakat kan bukan dari kasus ini saja. Saya juga baru menerima laporan kasus ini baru masuk hari ini,” ungkapnya, seperti dilansir tribunnews.

Belakangan, sudah terlalu banyak kekerasan terhadap anak terjadi. Pengawasan Lingkungan adalah solusi yang paling tepat dalam mencegah peristiwa seperti ini terulang lagi dan ditunjang dengan dengan penegakan hukum yang tegas.

Kita doakan semoga kasus ini dapat ditindaklanjuti dengan seadil-adilnya.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Tulis komentar